Senin, 16 Maret 2009

MOCCA secret show #3 : What A Secret Swings






















/>

Echie Arifin Berkesempatan ngeliput Mocca Secret Show #3, 9 Maret 09@Saung Udjo Bandung, Pukul 19-21 wib.
Secret Show yang dilaksanakan tahun ini adalah kali ketiga Mocca mengadakannya, yang pertama adalah ketika pre-launching album Friends pada tahun 2004. Secret Show kedua bisa dibilang sebagai perayaan suksesnya pendirian Swinging Friends di awal 2008. Untuk yang ketiga kalinya tahun ini Mocca kembali mengundang Swinging Friends, Media dan teman-teman terdekatnya untuk hadir di Secret Show #3 yang tahun ini diadakan di Saung Angklung Udjo.
Mulai dari tahun 2008 lalu, Secret Show menjadi acara tahunan yang diadakan oleh Mocca sebagai penutup dari rangkaian pendaftaran Swinging Friends yang diadakan beberapa bulan sebelumnya. Begitu juga tahun ini. Pendaftaran Swinging Friends yang dibuka sejak bulan Januari 2009 dan ditutup pada 14 Februari 2009.
Secret Show tidak mengusung konsep konser yang megah, tetapi lebih mengedepankan kenyamanan dengan penonton, interaksi dengan penonton, membuat suasana yang hangat dengan seluruh penonton yang hadir. Sesuai dengan namanya, beberapa info dirahasiakan hingga tiba waktunya, seluruh penonton yang akan hadir didata dan pada H-1 baru diinformasikan tempat pelaksanaan Secret Show melalui sms.
Melalui Secret Show ini Mocca berharap untuk terus dapat menjalin hubungan yang baik dan hangat dengan seluruh pendengar Mocca, Swinging Friends, rekan-rekan media, teman-teman dan pihak-pihak yang bekerjasama dengan Mocca selama ini

Minggu, 22 Februari 2009

D'cinnamons Live Accoustic : A sweet, warm and lovable show












Saat menyelesaikan studi di Bandung, Echie Arifin berkesempatan melihat accoustic live-nya D'cinnamons, Sabtu, 21 Feb 09 di Dakken Cafe, Jln. Riau. Show ini dimuali dari pkl 20.00.

D'cinnamons terdiri dari Diana Widoera(Dodo) -Lead Vokal-Gitar Akustik dan Ismail Bonaventura (Bona)-Gitar Akustik. Malam itu tampil berempat, ditambah dgn seorang gitaris bernama Gatot dan seorang additional player bermain perkusi.

Show dibagi dua sesi. Sesi pertama, D'cinnamons membawakan 7 lagu di luar album, semua berbahasa Inggris dan dibawa dengan khas nya suara Dodo. Terutama, saat vokal kental Dodo membawakan lagu Ironic-Alanis. Sesi pertama sempat hadir Hendi, vokalis D'cinnamons formasi awal yg sempat bernama Irish Coffee Band. Sedang sesi kedua, ada 8 lagu diambil dari 2 album D'cinnamons. Termasuk "Selamanya Cinta"-ost.Cintapuccino dan single terbaru Galih dan Ratna ciptaan Guruh Soekarnoputra.

Keramahan D'cinnamons ternyata tidak hanya pada penonton yang malam itu tidak berganjak dari meja masing-masing, tapi juga pada Echie. D'cinnamons dengan logo baru bersedia ngobrol setelah show.

Berikut hasil obrolan Echie Arifin bersama Dodo & Bonna.

Makasih buat Dc atas waktunya. Tadi, keren banget, 2 sesi yang sempat reunian sama vokalis formasi lama.

B & D: Iya, Hendi. Dulu di formasi awal

Mercy 88 FM Tanjungpinang program musik: Planet Melodi untuk edisi khusus D’cinnamons. Kalau fans udah akrab dengan www.dcinnamonsband.com atau di facebook: d’cinnamons accoustic. Sobat Mercy pengen tau tentang D’cinnamons nih ngobrol seputar musik.
Ada Bona dan Dodo, ya.


B:: Iya, Bona, Dodo


D:.... dan mbak Echie juga, hehehehe

Weis, jadi masuk formasi, neh ....hahahhaha

Bona & Dodo: Hahahahaha

Dalam rangka apa nih show nya?

D: Emang kita pengen lagi manggung di sini. Dulu awalnya kita di sini. Kita pengen manggung, dan kita diaudisinya di sini. Dakken Cafe adalah Cafe pertama kita

B: Kita di sini 3 tahun

D: 3 tahun, tiap Sabtu. Dari 1 kali sebulan menjadi 4 kali sebulan. Dari tahun 2003.


Kenapa sih pilih main musik akustik yang minim personil? Dulu kalo gak salah ada 1 lagi vokalis cewek, ya?

D: Ya, ada Laura di bassist. Sekarang tinggal berdua. Tolong, Bon... diceritain dulu hehehhe

B: Laura nya kebetulan sudah berkeluarga dan pindah ke Jakarta. Jadi untuk komunikasi kita agak repot dengan jarak dan waktu untuk latihan di Bandung

D: Mikir biaya, fisik nya letih buat Laura. Jadi dia konsen ke keluarga dulu.

B: Iya, jadi kita sekarang berdua


Soal minim personil?


D: Iya, kenapa milih minim personil, Bon? Kenapa?! Hehehhe

B: Jadi dulu, kita kelar kuliah pengen main musik yang didengar orang. Ternyata waktu itu di Bandung udah menjamur banget grup band dengan format full-band, dengan gitar listrik, dengan drum set, pokoknya komplit deh, pokoknya kita gimana caranya supaya bisa di dengar orang tapi tetap beda juga. Akhirnya kita milih jalur akustik itu. Selama main akusti itu keterusan, itu. Simple, gampang.


Tinggal nenteng gitar, ya .... hehhehe. Tapi jadi lebih natural, tuh ....

B: Ya, lebih natural

D: Mungkin ada plus minus nya juga. Kita gak bisa dipasang di puncak acara. Orang tuh pengennya heboh, goyang. Itu gak bisa

B: Hingar bingar, breng-breng .... !!!

D: Itu minus nya, ya Bon, ya.... Tapi kalo plus nya kita bisa nge-blend ke mana aja dan cost lebih murah. Kan kita gak perlu sound system terlalu keras. Dari segi teknis kita lebih simpel. Jadi banyak acara kita lebih bisa jabanin .... hehehehhe


Seru tadi accoustic show nya yang beberapa kali ganti gitar

D: Busyet. Kayak jago aja, ya Bon... hehehhe

B: Syeeet..... Busuk lu.....hehehhe...

D: Gak penting, lu... mainnya busuk gitu ....

B: Hahahahha .....

Seorang musisi kalo ditanya… music is …. ?
Biasanya teh Dodo lempar ke Bona dulu. Nah, sekarang teh Dodo duluan nih...


B: Hahahha.Yesss!!

D: Musik adalah nafasku yang pasti. Maksudnya, kadang-kadang kita jenuh sama semua hal, bidang apapun itu. Tapi kalau saya udah nyanyi, udah main musik bareng Bona, yang lainnya, itu lupa semuanya. Begitu kita udah jadi satu dalam satu lagu, itu lupa. Mau ada stres atau apa, semua emosi udah nyatu dalam musik. Buat saya, selain nafas, musik itu adalah penyelamat kalau kita jenuh. Kita bener-bener stres sama kerjaan atau apa. Bener-bener pelarian yang sangat baik, selain obat

B: Weis, obat tidak baik.... say no to drugs....

D: Kita tidak ngobat. Kita anak gereja ya, Bon …. Hehehhehe


Kalau Bona sendiri?


B: Menurut saya, musik tuh dah kayak unsur. Kalau dibilang berlebihan, cumin ini nggak. Musik tuh dah kayak apa, ya... kayak unsur air, udara, cahaya, pokoknya kalo gak ada unsur ini, lu gak bisa hidup. Musik, sebenernya bener kayak kata Dodo, yang menyelamatkan manusia. Gitu, ciee....

D: Gak kreatif ....!


Loh, bukannya ini namanya sehati?

D & B: Sehati? He eh, iya ya ..... hahahhaha (Tos berdua)

Dalam seni itu ada istilah ”menyampaikan pesan”, biasanya seseorang berekspresi itu dalam rangka menyampaikan pesan dari diri dia, atau yang dia dipikirkan. Sejauh mana sih Dc bisa menyampaikan pesan itu lewat musik yang dimainkan?

D: Sejauh mana?

He eh. Mungkin belum puas atau mungkin ada yang belum tersampaikan lewat permainan musik selama ini? Tadi, terlihat Dc band cafe banget, yang bisa mengakrabkan diri dengan penonton. Sebenarnya, selama ini nyampe gak sih dengan misi Dc sendiri?

D: Kalau soal penyampaian, mungkin nyampe. Kayak hari ini, kita temanya nostalgia, gimana caranya biar kita dari sesi pertamanya kita sampaikan itu melalui revortoir lagu yang disusun dan obrolan. Tapi kalau soal lagu, itu memang berat. Interpretasi kita, misalnya dalam”Selamanya Cinta” atau ”Galih dan Ratna” atau lagu yang lainnya, nterpretasi kita seperti itu, belum tentu didengar orang dengan hati yang sama. Menurut saya, belum terlalu nyampe. Kayak saya nyanyi lagu sedih ”So would you let me be my self”… Kalau kita lihat lirik nya gimana-mana, itu tentang apa, orang belum tentu ngerti

B: Jadi, kalo kira mungkin dipersentase kan.. sekitar 50% orang menikmati lagu. 50% lagi orang mengerti lagu itu. Kita masih belajar untuk 100% orang bisa bener-bener nerima lagu ini.

D: Dari segi aransemen, misalnya lagu sedih, kita tuh belom sejago itu. Maksudnya lagu itu gak Cuma diungkapin dari lirik, tapi juga dari lagu, dari nada. Harmonisasi nada kita belom sejago itu. Yang bisa bikin orang, saat jreeeng....., betul-betul orang langsung ”Oh, sedih, nih”.


Wah, tapi tadi saat ”Selamanya Cinta” dimainkan, penonton hanyut dengan lagu itu. Padahal dari awal lagu itu bukan lagu Dc. Kebawa sama sedih lagu itu

D: Hehehehhe .... sapa dulu yang nyanyi.......

Iya, padahal film ”Cintapuccino” tidak sekuat cerita di novel. Tapi lewat lagu Ost.nya, ”Selamanya Cinta” yang dibawa Dc, bisa mendongkrak feel film ini. Orang dengar lagu ini dapat jatuh sedihnya.

D: Wah, gimana, Bon? Ceritanya dipuji, neh? Terimkasih dulu, nih.... hehehehhe

B: Alhamdulillah ....Terima kasih

D: Yang belum kita dapat 50% tadi, itu justru lagu kita sendiri. Lagu Dc, kita masih perlu mematangkan lagi. Karena kita band cafe, kita biasa memainkan lagu-lagu orang lain. Waktu disuruh bawain ”Selamanya Cinta”, wah.... ni lagu sedih. Kita berusaha bawain sedih. Eh, ternyata dapat sedihnya.

B: Dapat banget. Pas dapatnya

D: Gak tau nih, ”Galih dan Ratna”. Kumaha, nyak....


Bagi musisi ada yang namanya music influence. Meski tidak juga dibilang meniru. Dc denger apa aja sih?

D: Alanis. Kita gak malu, kalo orang bilang ”kok dibilang mirip, sih”. Justru kita senang bawainnya. Itu lagu emang sering dibawain waktu kita main di cafe. Jadi yah, terpengaruh. Namanya juga manusia, secara gak sengaja keluar dari dalam alam bawah sadar kita

B: Kalau saya banyak dipengaruhi permainan gitar John Meyer. Kalau vokalnya sih, nggak.


Kalau ini? (Sedang diputar Mind Trick-Jamie Cullum)

B: Gak sih, Jamie Cullum gak terlalu. Jason Mraz dikit, lumayan. Yang pasti Jack Johnson dan John Meyer

Jadi sejauh mana Dc bias menjaga orisinalitas musik yang dibawa?

D: Kita masih banyak terpengaruh sama semuanya. Jujur aja, kita bukan yang lulus dari institusi musik. Kita otodidak. Kita banyak belajar dari artis yang memang....

B:... yang udah mantap

Wah, merendah nih...

D: Beneran, karena kita otodidak, kita selalu belajar dari lagu orang lain. Manurut saya, kita belum orisinal

Nah, itu bukannya jadi bisa dibilang naturalnya sebuah band Dc?

B: Hahahhaa.... kita mah, dipuji sih amin-amin aja ....

D: Syukur-syukur aja... hehehehhe


Kalau tiba-tiba, ada selentingan : ”Ah, Dc, niru...”. What would you do?

D: Kita santai-santai aja

B: Nerima-nerima aja

D: Gak papa. Karena yang penting, disaat kita bernyanyi, orang tuh dengerin kita. Yang penting itu

B: Makanya mereka bisa berkomentar itu karena mereka dengerin.

D: Selama kita masih bisa menghibur mereka. Kita terus. Kita no problem. Jadi kalo ada yang bilang: ”Bon, maneh niru” ”Niru John Meyer”

B: ”Ken bae....” Hahahahha

D: Urang niru Alanis. Ya... syukur


Bisa ngasi gambaran nanti... The next-5 years?

B: Ohohooo … 1 tahun aja susah…. Hahahha. Gimana, ya

D: Yang pasti jadi lebih baik.


Atau sekarang udah kebayang 5 tahun kemudian. Mau ngapain. Duduk dimana, punya apa, bikin apa?

D: Jadi legenda!

Amiiiiiiin.....

D: Wah, amin dulu, Bon. Mimpi gak papa dong?

B: Amin yah!

Sekarang kan udah masuk industri, nih. Beda sama dulu waktu main di cafe. Abis main, pulang. Ya udah, dapat fee. Setelah di industri musik, ada yang namanya manajemen, jadwal, ideologi, maunya produser, idealisme musik. Bagaimana Dc menyingkapi ini seperti apa?

D: Saya merasa ini sebuah keberuntungan. Kita gak bikin proposal untuk main. Dari pertama kita bikin lagu sampai kita di sini sekarang, kita tuh gak pernah diubah-ubah sama industri. Sama label, kita tuh apa adanya. Lagu ”Loving You” yah, kayak begini. Dari pertama diciptakan, rekaman, trus dikeluarin yah, seperti itu. Tahun 2004, dimasukin ke radio Oz-bandung, pas saat Dc dibentuk. Kita natural aja, kebetulan gak diubah-ubah. Saat kita dah masuk industri rekaman, kita manajemen sendiri. Kasi lagu, trus dikeluarin. Eh, dibikinin video klip, yah... nuhun pisan

B: Betul!


Jadi udah cocok dengan apa yang Dc inginkan sejak awal, ya

D & B: Yah!

D: Kadang-kadang ada band yang merasa ”Duh, susah yah, gak bisa rekaman album”. Kalo kita sih, dari dulu sampai sekarang kita ngerasa beruntung aja

Show seperti apa yang jadi idaman Dc?

D: Yang seperti ini, kalau saya mah...

B: Iya, sama. Akrab.

D: Yang walaupun mungkin cuma 5 orang, yang penting mereka dengerin dan terkesan, kalau bisa mereka ikut nyanyi. Sampai pulang masih kebayang-bayang Dodo nyanyinya seperti ini... Itu yang penting. Kalau di panggung gede, kadang-kadang kita di televisi, kita merasa ”Waahh, ada penonton”, itu gak natural. Karena, kadang penonton tepuk tangannya aja pake disuruh. Penonton dijadikan objek. Saya gak suka.

B: Se-natural mungkin lah

D: Yah, justru seperti show tadi lah. Se-natural mungkin, kalo mereka gak suka, mereka pulang. Kalo mereka suka, mereka minta lagi

B: Minta lagi? Lagu nya juga udah abis..... hehehhehe


Kadang ”awards” dan ”fans” bisa dr sisi yang berbeda. Pilih mana? Award atau fans?

D: Alaaah, udah tau lah...fans, lah….hehhehehe

B: Saya sih, yang pasti fans…bukan fans sih nyebutnya….tapi teman-teman

D: Tapi award menjadi sesuatu yang penting. Kalau orang dapat award, kan ... ”Waaah....”

B: Kalau dapat award kan...”Wah... gimana gitu ...”

D: Banyak fans juga liat suatu band karena awardnya, baru mereka denger, baru mereka suka

B: Fans juga penting. Kalau gak ada fans, yah gak ada fans juga. Bener gak?


Saat ini Dc punya manajemen fans gak?

D: Nah itu, belum. Kita sih banyak banget belajar bahwa fans itu harus dikelola. Kita pengen nya fans tau tentang Dc yang ter-up to date. Atau kita juga pengen mereka membuat komunitas yang punya kegiatan positif gara-gara Dc

Terakhir nih, ada pesan buat grup-grup yang baru bermunculan?

B: Harus tetap original !

D: Alaah kayak lu orisinal aja... Atos, Bon?

B: Tos...

D: Maneh gitu hungkul? Jawaban saya beda, ah... Yang pasti, rekaman itu bukan lah segalanya, hahahahha.... Beneran. Masuk ke label yang besar, itu bukan apa-apa, kok. Sebenarnya dengan teknologi jaman sekarang semua band bisa bikin lagu bagus sendiri. Saya yakin bisa jalan sendiri. Saya prihatin dengan beberapa band yang berpotensi, tapi eager nya menyerah dulu setelah beberapa tahun gak sign kontrak. Yang penting band nya dan musiknya nyampe gak sama yang nonton. Itu aja. Karena ada band yang berhenti karena merasa band nya gak ada masa depannya, lagu nya gak enak, gak komersil, jadi aja lagunya diubah-ubah.

B: Dan kalo udah ada pikiran, ”Duh, kurang komersil nih, aduh kurang apa nih” nah, biasanya itu bikin jadi sebuah band jadi goyang

D: Hahahahaha... kayak kita udah expert aja, ya kita yah.... Udah ah...



Diakhir wawancara, untuk pertama kalinya D'cinnamons dengan suara bening menyanyikan acapella single terbaru mereka, Galih dan Ratna.

Makasih, Dodo dan Bona... That was a great accoustic live show!